Sari Mulyani

Duluu, saya tidak suka pelajaran mengarang. Tetapi sejak bergabun di Gurusiana, saya ditantang menulis dan menulis. Enak juga juga jadi penulis.... Hmmmm, Trims...

Selengkapnya
Navigasi Web
UPGRADING GURU,  Tantangan Berani Mengajar-Berani Belajar, Juli 2020

UPGRADING GURU, Tantangan Berani Mengajar-Berani Belajar, Juli 2020

Sejak wabah Covid-19 merebak di Indonesia pada bulan Januari 2020, semua pihak berbenah dan bersiap. Semua bagian mempersiapkan dengan “kilat”. Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta tak ketinggalan pula, mulai menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dengan protokol social distancing (menjaga jarak sosial) dan physical distancing (menjaga jarak fisik).

PSBB pada dunia pendidikan memaksa untuk merubah pola pembelajaran. Yang awalnya di kelas tatap muka, kini harus membiasakan dengan tatap muka jarak jauh. Siap tidak siap, tetap harus dilaksanakan pembelajaran dengan kondisi guru dan murid berjauhan.

Guru mulai mencari cara, bagaimana menyampaikan materi kepada murid agar murid dapat menerima pesan intelektual. Guru harus mau meng-upgrade diri dan mulai belajar bagaimana melaksanakan daring secara profesional. Guru mengikuti berbagai webinar (seminar berbasis web) pembelajaran guna meningkatkan kemampuan diri (upgrading). Ada pula guru yang meng-upgrade diri dengan mencari tutorial-tutorial di youtube. Ada pula guru yang meng-ugrade diri dengan mengikuti pelatihan Daring, misalnya pelatihan membuat Penelitian Tindakan Kelas (PTK), pelatihan menulis best practise, pelatihan menulis buku, dan pelatihan membuat media pembelajaran.

Media yang digunakan awalnya hanya memanfaatkan grup Whatsapp, line, instagram, dan email. Selanjutnya, kemampuan guru mulai berkembang dengan memanfaatkan meeting online, seperti zoom cloud meeting, team link, hang out, google meet, edmodoo, dan cisco webex.

Dengan menggunakan salah satu meeting online itu, guru dapat bertatap muka langsung dengan murid-murid di rumahnya masing-masing lewat layar monitor laptop atau hand phone. Seru juga bisa ketemu murid, meski hanya di depan layar kaca. Awal bertemu secara daring (dalam jaringan), murid-murid menyapa dengan exciting, “Ibuuuu…. Kangeen.. Kapan siy, kita sekolah…Aku udah bosen nih di rumah. Tugasnya banyak bingiits…?”

Mengenai sistem pengelolaan kelas (learning management system = LMS) , guru dapat menggunakan google classroom, atau edmodoo, atau cisco webex, atau siPintar, atau Schoology, dan sebagainya. Tergantung kesiapan guru dalam sistem pengelolaan kelas.

Bagaimaan dengan daftar hadir? Daftar hadir dapat dibuat dengan menggunakan zoho forms, ataupun google form. Bedanya, zoho forms ada fitur untuk tandatangan sedangkan google form tidak ada fitur tandatangan.

Aktifitas selama pembelajaran jarak jauh (PJJ) sejak didengungkan pada bulan Maret 2020 guru mulai terbiasa dengan kegiatan daring ini. Memang lebih melelahkan kegiatan PJJ dibandingkan dengan kegiatan langsung tatap muka di kelas real. Karena kondisi pandemi covid-19 akan berlangsung lama, yaa… dinikmati saja PJJ ini, daripada mengeluh tak ada gunanya.

Ujian semester dilakukan secara bersamaan dengan menggunakan aplikasi siPintar, kadang menggunakan aplikasi TOOS. Kegiatan tes ini tetap dijadwalkan seperti ujian di sekolah seperti kondisi normal, namun dilaksanakan di rumah masing-masing. Memang agak rawan dalam hal pengawasan dan kejujuran murid-murid dalam menjawab soal ujian. Hehehe…

Saya sebagai guru mata pelajaran telah menggunakan pengelolaan kelas dengan google classroom. Di dalam classroom ini kita punya ruang kelas-per kelas yang kita ampu. Di setiap kelasnya, kita dapat mengirimkan tugas, Kuis, ulangan, juga materi pembelajaran yang berbentuk file PPT, MS word, excel. Dalam materi ini dapat disisipkan video yang diambil dari link youtube, atau video buatan guru sendiri, atau diambilkan dari video yang dibuat oleh rekan-rekan MGMP. Soal-soal Kuis, dan soal Ulangan dapat dibuat dengan menggunakan aplikasi google form atau aplikasi Quizizz.

Prediksi ke depan, peran guru akan semakin berkurang di depan kelas. Guru lebih banyak sebagai fasilitator, dan memotivasi serta sebagai mendorong agar murid-murid lebih maju lagi. Sejalan dengan pemikiran Bapak Pendidikan Ki Hajar Dewantara. Peran guru itu adalah Ing Ngarso Sung Tulodo (di depan memberi contoh, teladan), Ing Madyo Mangun Karso (di tengah memberikan kekuatan, semangat, karsa), dan Tut Wuri Handayani (di belakang memberikan dorongan).

Depok, 5 Juli 2020. #H-168

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren bu... sukses.

05 Jul
Balas

Enak dibaca, penuh informasi

05 Jul
Balas



search

New Post