Dalam Buku Nasihat oleh Syeikh Nawawi Al-Bantani, disampaikan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Ada empat perkara tanda-tanda kehancuran.” Kehancuran khususnya di dunia ini. Apa saja yang empat itu?

Pertama, melupakan dosa-dosa terdahulu (tanpa penyesalan), padahal dosa-dosa itu tetap terjaga di hadapan Allah SWT, tertulis bilangan dosa, waktu dan tempat dilakukannya.

Kedua, mengingat-ingat kebaikan dimasa lalu (baik hanya diingat di dalam hatinya, maupun diucapkannya), padahal ia tidak tahu apakah kebaikan tersebut diterima atau ditolak oleh Allah SWT.

Ketiga, melihat orang yang lebih tinggi darinya dalam urusan hal dunia. Melihat orang yang lebih sukses darinya seolah ia tak ridha atas pembagian rezeki dari Allah terhadap dirinya.

Keempat, melihat orang yang lebih rendah darinya dalam hal agama, baik itu berupa amalan-amalan soleh dan ibadah-ibadah. Sehingga menimbulkan kesan tidak bersyukur atas nikmat-nikmat Allah terhadap dirinya.

Disamping tanda-tanda kehancuran ada juga empat tanda keselamatan, yaitu:

Pertama, mengingat dosa-dosa yang telah lalu yang telah diperbuatnya, dengan istighfar dan penyesalan tak akan pernah diperbuat lagi.

Kedua, melupakan kebaikan-kebaikan di masa lalu, seolah-olah hal itu tidak pernah terjadi. Membiarkan kebaikan-kebaikan itu sebagai amalan tersembunyi.

Ketiga, melihat orang yang lebih tinggi darinya dalam hal agama, lalu ia mengikutinya. Baik dalam hal hafalan Qur’an, sholatnya yang rajin berjama’ah di awal waktu di mesjid, ibadah sunnahnya yang konsisten, dan sebagainya.

Keempat, melihat orang yang lebih rendah darinya dalam hal urusan harta (baik itu fakir, miskin, dan yang berkekurangan), kemudian bersyukur kepada Allah atas segala nikmat-nikmat Allah atasnya.

Tanda-tanda kehancuran dan tanda-tanda keselamatan terlihat beda-beda tipis, tetapi sesungguhnya kita dapat menyikapinya dengan kecenderungan ke arah keselamatan.

Wallahu a’lam.

#H-148_ Depok, 14 Juni 2020.