Sari Mulyani

Duluu, saya tidak suka pelajaran mengarang. Tetapi sejak bergabun di Gurusiana, saya ditantang menulis dan menulis. Enak juga juga jadi penulis.... Hmmmm, Trims...

Selengkapnya
Navigasi Web
SISI LAIN KOTA JAKARTA, Tantangan menulis 365hari ke 146.
Kota Jakarta, Kota Pelabuhan

SISI LAIN KOTA JAKARTA, Tantangan menulis 365hari ke 146.

Tepat 463 tahun yang lalu, tepatnya tanggal 22 Juni 1527, dengan bantuan pasukan kerajaan Demak dan Cirebon, warga kota ini berhasil mengusir penjajah portugis dari bumi Sunda Kelapa. Pangeran Fatahillah, yang memimpin penyerangan ini, kemudian membangun kembali kota Sunda Kelapa yang porak poranda ini menjadi kota bernama Jayakarta, yang artinya kota kemenangan. Menurut salah satu sumber, nantinya tanggal inilah yang kemudian ditetapkan sebagai tanggal berdirinya kota Jakarta.

Kota Jayakarta ini tumbuh sebagai kota pelabuhan yang sibuk dan ramai. Karena di tempat inilah terjadi pertukaran barang-barang atau komoditi dari berbagai pedagang, seperti: pedagang Arab, China, India, dan Eropa. Belanda yang melihat peluang bagus ini kemudian berkeinginan menguasai kota pelabuhan Jayakarta ini.

Pada tahun 1619, mulailah Penjajah Belanda melalui usaha dagangnya yang bernama VOC (Vereenigde Oostindische Compagie)-nya menaklukkan kota Jayakarta. Untuk kepentingannya dalam perdagangan itu, penjajah Belanda membangun kota di bagian barat Sungai Ciliwung yang bermuara ke Laut Jawa dekat pelabuhan Jayakarta itu, mirip kota pelabuhan Negeri Belanda. Di tahun itu pula, kota Jayakarta ditaklukkan, kemudian dibawah penguasaan Belanda, kota itu diganti namanya menjadi Batavia, berasal dari kata Batavieren, nenek moyang bangsa Belanda.

Pada tahun 1942, dimasa penguasaan penjajahan Jepang, nama Batavia diganti menjadi nama Djakarta (Dj = j, ejaan lama). Setelah Jepang menyerah pada Perang Dunia II, maka untuk menarik pandangan dunia, kota Jakarta ini dijadikan lokasi dilangsungkannya Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, yaitu tanggal 17 Agustus 1945. Djakarta baru mendapat pengakuan kedaulatan tahun 1949. Sebelumnya mendapatkan pengakuan ini penjajah Belanda berkeinginan menjajah kembali Kota Jakarta ini.

Sejak tahun 1959, status Kota Jakarta ditingkatkan menjadi Daerah Tingkat Satu oleh Presiden Soekarno, dan menunjuk pemimpin kota tersebut yaitu seorang Gubernur. Tahun 1961, status Jakarta diubah menjadi Daerah Khusus Ibukota. Sejak perubahan status ini, penduduk Jakarta meningkat pesat, akibat kebutuhan tenaga kerja yang banyak. Berbagai kantung pemukiman kelas menengah baru mulai berkembang, seperti: kebayoran baru, menteng, Pulo Mas, Tebet, dan Pejompongan. Pusat-pusat pemukiman juga banyak dibangun oleh Kementrian dan Institusi milik negara seperti Perum Perumnas.

Tahun 1970, banyak sektor-sektor pemukiman dibangun di kota Jakarta ini. Dengan pesonanya yang luar biasa dan kekhususan namanya, kota ini banyak mengundang pelancong dan urban untuk mengunjunginya. Banyak daya tarik yang terdapat di dalamnya membuat orang berbondong-bondong mendatangi tempat ini, baik Siang maupun malam tak pernah ada matinye. Antara gemerlap kemewahan dan kemiskinan di daerah kumuh sangat kontras menghiasi kota ini.

Wallahu a’lam.

#H-154_ Depok, 22 Juni 2020.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Dirgahayu Kota Jakarta. Mantap bu tulisannya

22 Jun
Balas

Pendidikan sejarah.Sangat bermanfaat, Bun.Salam Literasi

22 Jun
Balas



search

New Post