Waktu tiga anak-anakku masih kecil, ada suatu peristiwa yang akhirnya muncul lagi ketiga mereka sudah besar. Ketika itu, aku mengingatkan supaya menyayangi binatang. Pasalnya anakku yang nomor dua, memegang anak kucing dengan ekornya. Praktis si anak kucing mengeong-ngeong cukup keras, minta pertolongan. Untungnya, anak kucing tidak mencakarnya.

Aku cuma mengatakan, “Jangan diperlakukan begitu kucingnya, nanti di akhirat dia akan menjelma menjadi kucing yang bisa berbicara, dan ia mengadu kepada rajanya yang sangat besar, bahwa dia diangkat dengan ekornya. Nanti kamu mau dibalas begitu, oleh raja kucing itu?” Sambil kuberitahu cara menggendong kucing yang benar, yaitu memegang kulit di bagian punggung lehernya. Atau memegangnya dengan cara seperti menggendong bayi.

Kata-kataku ampuh juga tuh... Kucing kecil itu akhirnya dibebaskan dari pegangan ekornya dan kucing digendong seperti bayi.

Sepuluh tahun kemudian. Tak sengaja saya mengangkat anak kucing dengan hanya memegang pada satu tangan kucingnya. Langsung saja anakku itu protes dengan mengatakan, “Mama ihh,… nanti mama di akhirat mau didatangi oleh Raja Kucing. Trus, diangkat dengan tangan satu. Mau dibalas kek gitu…?”

Hmmm… Ucapan diwaktu kecil rupanya sangat mengena dan membekas pada anak-anak.

Wallahu a’lam.

#H-145_ Depok, 10 Juni 2020_ Pentigraf.