Sari Mulyani

Duluu, saya tidak suka pelajaran mengarang. Tetapi sejak bergabun di Gurusiana, saya ditantang menulis dan menulis. Enak juga juga jadi penulis.... Hmmmm, Trims...

Selengkapnya
Navigasi Web
PENDIDIKAN BERKUALITAS, Tantangan menulis 365hari ke-146
Webinar Hafecs

PENDIDIKAN BERKUALITAS, Tantangan menulis 365hari ke-146

Seminar dari Hafecs hari ini Kamis, tanggal 11 Juni 2020, pembicara oleh Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, MA., Rektor IAIN Syarif Hidayatullah sangat menarik untuk disimak. Berikut resume saya.

Guru adalah pembentuk kepribadian bangsa dan pilar kepribadian bangsa. Orang sukses itu semua karena jasa guru. Guru dan sekolah adalah perpanjangan tangan secara profesional dari orangtua dalam mendidik anak-anaknya.

“Sebuah bangsa yang eradaban bangsa yang maju, pastilah pendidikannya maju,” demikian Bapak Komaruddin mengingatkan.

Pendidikan itu mengembangkan potensi alami, yaitu dari natural à kultural à moral à spiritual. Pendidikan juga mengembangkan potensi yang alami dari masyarakat. Bila hewan mengikuti naluri ortu, kelak akan menjadi pandai seperti induknya. Beda dengan orang, pendidikan dapat mengubah anak berdasarkan kultural, sosial, dan spiritual, semua mengalami perkembangan.

Seseorang akan maju jika memiliki dua kemampuan yaitu, Iman dan ilmu pengetahuan. Iman itu karakter, integritas, dan akhlaq yang tinggi. Namun akhlaq, tanpa diimbangi ilmu pengetahuan, akan lemah. Demikian pula ilmu pengetahuan, tanpa didampingi akhlaq , akan tersesat. Oleh karena itu keduanya harus sejalan.

Orang akan dihargai, jika bisa mengargai dirinya. Orang yang menghargai dirinya, pasti punya rasa tanggung jawab. Tanggung jawab pada anak buahnya, pada masyarakatnya, pada agamanya, dan pada keluarganya. Orang yang menjaga harga dirinya berarti dia akan menjaga akhlaq-nya. Kalau semua orang itu menjaga akhlaqnya, maka akan baiklah semuanya, keluarganya, masyarakatnya, dan rumah besar negara ini.

Guru harus memiliki “empati”, to love and to be love. Yaitu kemampuan untuk mendengar, memahami, situasi dan kondisi serta problema orang lain. Bila di kelas ada 10 murid, maka akan ada 10 macam problem, dan 10 macam learning syle. Seorang guru harus lapang hatinya. Bila ada guru berpendapat, “Susah sekali mengajarkan anak ini.” Artinya guru itu belum menemukan cara yang tepat dalam mengajarkannya, jangan pernah mengatakan murid itu bodoh. Karena pada dasarnya, murid itu datang ke sekolah untuk belajar untuk menjadi baik.

Rumah besar kita adalah Indonesia, cara menghargainya dengan musyawarah, gotong royong, tidak pilih kasih, dan welas asih. Seorang guru seyogyanya memberikan nilai-nilai pancasila sebagai living values. Guru sangat besar perannya yang sangat instrumental, untuk menegakkan nilai-nilai tadi.

Di sekolah harus diajarkan sikap sportifitas. Mendidik sportif itu ikut merasakan senang jika mengalami kemenangan, dan mau menerima kekalahan dengan senang untuk belajar dari kekurangannya itu. Agar di tahun berikutnya tetap gembira, memperbaiki persiapan, dan berjuang dengan lebih baik lagi.

Nilai-nilai ini tak pernah berubah, yaitu nilai sportifitas, dan nilai karakter, ini tak pernah berubah, meski ditempa era 4.0 atau 5.0.

Belajar Matematika sesungguhnya melatih berfikir logis, kritis, konsisten. Jadi pelajaran matematika bagian dari pendidikan Character building. Dengan belajar matematika, orang enggan korupsi, karena menghianati nalar, itu tidak logis, menghianati nurani. Pendidikan matematika bagan dari karakter building. Karakter dan pengetahuan mengangkat derajat bangsa.

Yang mengalami perubahan adalah “tantangan” dalam masyarakat, perubahan “teknologi” digital culture. Ada guru yang kreatif-siap menerima perubahan, ada orangtua yang mau menerima perubahan, ada sekolah kreatif-mau menyikapi perubahan. Ciri orang yang bijak adalah bagaimana dia bisa berdamai dengan masalah, dapat mengatasi masalah, dan memecahkan masalah, tidak mengeluh dan mau menghadapi tantangan.

Kondisi sekarang ini di masa pandemi, murid mengalami dan menghayati, maka menghadapinya membuat murid utuk membiasakan hdiup bersih, hidup sehat, spriritual diperkuat, keluarga menjadi dekat, solidaritas sesama, dan dekat dengan Tuhan.

Guru menjadi garda terdepan, memegang peranan yang sangat penting karena menjadi salah satu pilar bangsa dan pilar peradaban.

Bila berhenti belajar, silakan berhenti mengajar.

Wallahu a’lam.

#H-146_ Depok, 11 Juni 2020_Reportase.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Jika semua guru memiliki iman dan ilmu sebagai pondasi mendidik para murid, tentulah cita2 pendidikan nasional tinggal selangkah.

11 Jun
Balas

Keren reportasenya. Sukses terus bun

11 Jun
Balas



search

New Post