Strategi pak CEO Gurusiana, Bapak Muhamad Ihsan ini memang luar biasa. Dengan caranya, beliau memaksa kita semua untuk menulis setiap hari. Pemaksaan ini berbuah kebiasaan baik. Kebiasaan baik ini membuahkan keharusan menulis dengan sendirinya. “Tak enak kalau belum menulis,” begitu anggapan teman-teman Gurusianer.

“Meski dipaksa, tapi kok yaa mauu juga menulis setiap hari. Hehehe…,” kata Pak Ihsan dengan gaya becandanya.

Hasilnya, luar biasa. Beraneka macam topik tulisan muncul di gurusiana setiap hari. Seolah tak pernah kehabisan ide. Gurusiana diwarnai tulisan guru-guru dari berbagai daerah seluruh Indonesia.

Apalagi sejak tanggal 15 Januari 2020, CEO Gurusiana me-launching tantangan menulis setiap hari tanpa putus. Reward-nya kalau lulus 30 hari akan menerima piagam Biru, bila lulus 60 hari akan menerima piagam Perak, dan bila lulus 90 hari maka akan menerima piagam Emas. Awal membaca tantangan itu, terus terang saya agak ragu nih. Dalam hati bertanya, “Mampukah menulis setiap hari tanpa putus? Bisakah…”

Kesungguhan dan tekad kuat tentang menulis ini merupakan pemicu untuk mengikuti tantangan menulis Gurusiana itu. Kalau tak berhasil memunculkan tulisan setiap hari, siap-siap saja “Remedial”. Teman-teman yang kelupaan mengirimkan naskah tulisan setelah berganti hari, yaa harus rela memulai dari awal lagi yaitu hari pertama lagi. Ini yang dinamakan remedial kesatu. Ada kawan yang remedial setelah hari ke-87, karena ketiduran, pas bangun jam sudah menunjukkan pukul 00.05. Teman-teman menyebutnya dengan “Terjun bebas”. Karena kalau mau mulai ikutan tantangan 90 hari, yaa mulai dari hari pertama lagi. Nyesek? iya. Kapok? Enggak tuh. Teman-teman mengambil hikmahnya saja, jadi lebih terampil menulis. Hehehe.

Mulai adanya tantangan itu, hari demi hari, saya dan teman-teman Gurusianer mempunyai kebiasaan baru, yaitu menulis. Menulis apa saja, yang ada di benak pikiran. Semua bisa jadi bahan tulisan. Dari topik makanan, hingga topik perkantoran. Dari cerita pengalaman, hingga topik yang berbau fiksi picisan. Dari puisi hingga pantun. Semua boleh menjadi tulisan di Gurusiana. Senang sekali berada di “komunitas menulis".

Sesama teman saling menguatkan. Pernah suatu ketika, saya menemui kebuntuan dalam menulis. Di WAG saya tulis, “Waduh, saya gak punya ide menulis nih. Mau nulis apa yaa…? Buntu.”

Langsung saja, ada teman Gurusianer menge-chat saya secara pribadi untuk memunculkan ide menulis. Saya ingat betul sarannya.

“Coba deh ibu baca tulisan teman-teman di Gurusiana atau ibu membaca buku-buku yang ibu suka. Nanti akan muncul ide menulis deh, …” begitu sarannya.

Ampuh juga saran itu. Disisa waktu yang ada, sekitar 3 jam menjelang 23.59. Tulisan itu akhirnya muncul juga. Hehehe…. Terima kasih yaa pak sarannya.

Nah, mulailah hari-hari saya lewati dengan memenuhi target menulis setiap hari, ditengah kesibukan yang cukup banyak sebagai abdi negara. Angap saja seperti menulis diary. Pokoke, harus posting tulisan sebelum pukul 23.59.

Alhamdulilah… menulis di web gurusiana hari ke-90 terlampaui juga. Lega rasanya…. Gak nyangka lho, bisa melalui 90 hari menulis tanpa jeda. Tak berhenti sampai disini, tantangan meningkat. CEO Gurusiana menantang lagi dengan 365 hari menulis tanpa jeda. Lanjut atau menyerah? Hmmm….

Ya sudah, jalani saja deh... Toh menulis hari ke-90 sudah terlampaui. Padahal sewaktu sekolah dulu saya paling sebel diberi tugas “Menulis cerita atau mengarang”. Dimasa sekolah, otak ini seperti tak mau kompromi untuk tugas yang namanya “menulis atau mengarang” tersebut.